News Update :
Home » » BLACK BROTHERS, MENCARI KEBEBASA DARI NEGARA KE NEGARA

BLACK BROTHERS, MENCARI KEBEBASA DARI NEGARA KE NEGARA

Written By GORESAN PAPUA on Jumat, 15 Juni 2012 | 23.53


Dong bilang, Black Brothers pernah kasi geger Indonesia (Soeharto, di Era Orde Baru) sekitar tahun 70-an. Black Brothers, Grup music tersohor dari tanah Papua (http://www.arsip.net/id/link.php?lh=BQMGAwUAC11V). Trus, dong lari ke Papua New Guinea. Pada tahun 80-an dong minta suaka politik ke Belanda. Mulai saat itu dong bermukim di Belanda. Antara tahun 1983-1984 dong ke Vanuatu ikut mendukung dan bicara masalah tong pu tanah. Lalu, pindah ke Canberra, Australia dan sebagian meninggal di sana.

De ceritanya begini. Dulu pada tahun 1974, Andy Ayamiseba buat proses audisi untuk menyeleksi band di Papua. Trus, de pilih tiga bend. Band pertama, Benny Bettaay, Steve Mambor dan Musa Fakdawer dari band PDK di Jayapura. Kedua, Jochie Pattipeiluhu dari Pattilapa Bersaudara di Jayapura. Ketiga, Henky MS dari Martini Band di Biak. Dong yang terpilih ini lalu disatukan dalam band Iriantos Primitive.

Setahun kemudian, band yang sebetulnya merupakan percampuran antara orang Papua, Sangir Talaud dan Ambon ini resmi menggunakan panji Black Brothers. Black Brothers dibentuk di Nabire pada tahun 1975. Dong bilang, dong pu album perdana dirilis 1976 oleh PT Irama Tara milik almarhum Nyoo Ben Seng.

Black Brothers de pu personil terdiri atas almarhum Henky Miratoneng Sumanti (gitar/vokal), Benny Betay (bass), Agustinus Romaropen (gitar), Jochie Pathipeilihiu (keyboard), Amry Kahar (trumpete), Stevie Mambor (drums), Sandhy Betay (vokal), Marthy Messet (lead vocal), dan David Rumagesan (saxophone).

Pakar musuk dong bilang, Black Brothers band bermuka dua. Klo di pentas dong pu pertunjukan memainkan funk-rock yang bernuansa Afro American. Trus, klo di rekaman, dong lebih berciri pop walaupun juga melejitkan hits berbahasa Papua dengan aksentuasi funk+rock yaitu "Huambello" ,"Samandoye" hingga "Dewi Kribo". Sepintas dong mirip Osibisa, band Afrika yang menmbaurkan musik rock dan musik Afrika. Yang hebat tu dong lagu "Persipura", yang menyemangati tim sepakbola Papua terutama Timo Kapisa dan de pu kawan-kawan.

Black Brothers pernah bersepanggung dengan trio SAS dari Surabaya. Dong bikin pada 28 Desember 1976 di Istora Senayan Jakarta sana. Trus, pada 30 Januari 1977 dong bersepanggung dengan band-band Bandung, seperti Freedom of Rhapsodia hingga Bani Adam-nya Farid Hardja di Gedung Saparua Bandung.

Black Brothers de pembuka jalan bagi sederet band di tong pu tanah Papua. Khusus yang pake nama Black. Ada Black Papas, Black Sweet, Black Power ,Black Family, Coconut Band hingga Air Mood.

Di saat dong tambah hebat, dikabarkan dong lari ke Papua New Guinea. Dong bilang, tentara dong kejar-kejar ka. Saat itu orde baru lagi jadi, hehee… Tong tau itu sudah. Dong pu judul-judul lagu juga bahaya jadi. Ada yang “Derita Tiada Akhir”. Trus, ada juga “Lonceng Kematian”.

Dong tinggal sembunyi-sembunyi sampe, pas tahun 80-an dong minta suaka politik ke Belanda. Belanda dong kabulkan dong suaka dan mulai saat itu dong tinggal di Belanda. Dong jadi warga Negara Belanda. Setelah sekian tahun di Belanda, pas pada tahun 1983-1984 dong ke Vanuatu untuk ikut mendukung dan bicara soal tong tanah ne. Trus, dong pindah ke Canberra, Australia.

Dong bilang, Agustinus Rowaropen dan Henky MS meninggal dunia di Canberra Australia pada 16 Mei 2005 lalu. Trus, penyanyi dan pimpinan Black Brothers, Hengky Miratoneng Sumanti meninggal di Belanda pada tanggal 19 April 2006. Hengky dimakamkan di Manado setelah tiba di bandara Sam Ratulangi Manado pada hari Sabtu 29 April 2006. Dong pu kabar singkat begitu.

Oya, dong bilang, Black Brothers adalah salah satu Group inspirator yang hidup dan menunjukan jati diri Bangsa Papua. Tapi, saat ini mejadi angan-angan bagi setiap musisi di Papua. Tong musisi banyak terjebak dengan Programer Keyboard. Padahal musik adalah napas dalam jiwa yang terekam melalui panca indra yang kemudian dilatunkan dalam sebuah syair dan instrument (makna filosofis). Black Brothers hebat menerjemahkan jiwa dan napas bangsa Papua yang di masa tahun 1970-an. Banyak makna dari dong pu lagu-lagu, yaitu bicara tentang kebebasan, keadilan, dan kemanusian.

Bagian ini ko bisa baca (http://rastamaniapapua.blogspot.com/2011/06/inspirasi-perjuangan-black-brothers.html)



Share this article :

1 komentar:

Unknown mengatakan...

sa suka tulisan ini, tapi klw bisa buatkan dalam gaya bahasa sendiri, soalnya semua tuliasan ini, hanya dirubah pake dialeg ( gaya bahasa pasaran di Papua )................don't COPAST.....................Bravo Black Brothers................

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. JERITAN ANAK PAPUA . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website. Inspired from Metamorph RocketTheme